Transportasi dan Transformasi Budaya

Boleh jadi, masalah kebangsaan kita -termasuk transportasi- adalah masalah "human being". Ego untuk mendapat hal-hal "material" untuk diri kita sendiri.

PLN, DBL, dan Pasar Atom

Dahlan sukses di PLN karena kendali komunikasi, DBL besar (salah satunya) karena JP, Atom menang bersaing karena (salah satunya) media internal.

Rindu, Keju, dan Bokong

kenapa bagian bawah punggung kita dimakan bokong? Kenapa tidak keju? Kenapa keju tidak dinamakan bokong saja? Kenapa?.

Realita Cinta, (Pipis), dan Rock n Roll

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara cinta dan kebelet pipis. Keduanya mendesak, top number 1, dan menimbulkan efek suara yang sama: Ahhh..

Cerita Berambut

Dulu, saya benci sekali potong rambut. Selalu meras lebih pede dan "dapet gaya" dengan rambut gondrong. Demi masa, begitu cepat waktu berlalu.

Tuesday, March 08, 2005

I Love Peterpan, So What??!!!

Februari kemarin, ane dipercaya untuk memilih dua band diantara 120 band SMA se-Surabaya dan sekitarnya. Selain ane, ada juga dua orang lainnya yang juga ditugaskan untuk kepentingan yang sama. Salah satunya cewek. Gaul (Mungkin. Karena ane juga nggak ngerti batasan gaul itu harus yang seperti apa), mahasiswi, kibordis.

Seperti yang diduga panitia sebelumnya. Buanyak banget band yang main Peterpan. Kalau dibikin album Tribute to Peterpan, bisa banget dijadiin lima album!! (Saat audisi, satu band bawain dua lagu). Hihi…

Awalnya sih ane enjoy-enjoy aja. Malahan kita sempat janjian buat ngitungin berapa band yang bawain lagu Peterpan. Tapi akhirnya buyar di tengah jalan. Capek sendiri saking banyaknya band yang nyanyi lagunya Ariel dkk itu. Apalagi audisinya berlangsung sampai empat hari, dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore.

Ya, awalnya ane memang enjoy aja. Sampai di sebuah titik, ane sadar kalau cewek (gaul) itu sama sekali nggak enjoy setiap kali ada band yang bawain lagu Peterpan. Pasang ekspresi eneg , sok males, dan yang paling bikin ane drop, sempat beberapa kali bilang, ”Ihh, Peterpan. Nggilani (menjijikkan), pak!”. Lalu, ada lagi. ”Hii, aku loh emoh ambek Ariel masio ngganteng (Ane sih nggak doyan ma Peterpan biar ganteng.” (Padahal Arielnya sendiri juga ”hampir pasti” lebih nggak mau, hehe). Intinya, mungkin bagi tuh cewek, Peterpan = Haram!!

Anjroottt!!! Ane jadi ikut-ikutan nggak enjoy. Tapi sumpah! Bukan karena ane juga eneg sama lagu-lagu peterpan. Tapi karena”antipati” tuh cewek sama Peterpan. Maksud ane, kalau ente nggak suka sama Peterpan, ya hak ente. Tapi nggak usah segitunya dong!! Sampai memberi gelar ”nggilani”. Ini bukan kali pertama ane mengalami kejadian serupa. Beberapa kali ane liat parade musik, ekspresi-ekspresi yang sama juga banyak bermunculan dari beberapa penonton di sebelah ane. Ironis….

Bukan…., ane bukan fans Peterpan. Ane ngebelain Peterpan sampai mampus juga nggak ada yang bakal peduli. Ane cuma heran, kenapa sih orang-orang sekarang banyak yang pada sok anti mainstream?? sok sidestream, sok beda, dan sok berselera tinggi dengan pilihan yang nggak pasaran?

Kenapa sih perjuangan Peterpan, SO7 (pernah kejadian sama SO7 juga kan?), dll yang akhirnya membuahkan hasil jadi ”salah” dimata mereka? Kenapa juga kalau Peterpan jadi ”dosa” kalau fans mereka tuh buanyak banget, dari Ibu-ibu bakul rujak, eksekutif muda, ABG, sampai anak TK yang baru belajar nyanyi. Ngiri Looee??!!!! Ente Ngiri?!!!
Eneg sih boleh. Ane juga bakal eneg kalau tiap hari dengerin album greatest hits-nya Queen (album terfavorit ane). Tahu sendiri, di pasar, di toko kaset, di pujasera, di mal, semua masang lagu Peterpan. Tapi ya udah gitu lho. Kalau nggak suka, ya diem aja. Kalu ente eneg ya udah ngedumel aja, tapi nggak usah maki-maki dong! Nggak bakal mampus ini dengerin lagu Peterpan!

Sempet sih ane ngerasa kalau tulisan ini nggak penting… Ngapain juga ane ngurusin orang yang nggak suka sama Peterpan. Sama nggak pentingnya seperti Superman Is Dead yang susah-susah bikin lagu Punk Hari Ini cuma untuk mengomentari orang-orang yang mendompleng lagi ngetrend-nya Punk. Mulai rambut spikey, cewek-cewek yang sok punya punk attitude ngalah-ngalahin si empunya punk sendiri, sampai bejibunnya band tanpa identitas yang sok bawain lagu-lagu punk. Hihi…

Overall…., tulisan ini emang bukan soal Peterpan. Ya, ini bukan soal Peterpan. Tapi soal kenapa sih banyak orang jadi nggak ngehargain usaha dan karya orang lain? Iya, menghargai orang lain…. Ane benernya juga malu nulis kaya gini, karena diam-diam ane juga sering banget nggak ngehargain karya orang lain…. Ya udah, sama-sama belajar nyook…. Hihi…

Friday, March 04, 2005

i think my soul is so stupid...

Fiuhh, hari yang berat!!! seneng, lega, sedih, cemas, takut, harapan, semua campur aduk jadi satu. Hari ini, ane membuat sebuah keputusan terbesar yang pernah ane buat dalam hidup, KELUAR DARI KERJAAN!!!

Gilaa!! Kurang apa coba? Jawa Pos bro!! Koran populer dan oplah ratusan ribu (apa puluhan ribu ya?) dan ane dengan tercatat sebagai wartawan show & selebriti. Sebenernya ane juga nggak bangga-bangga banget (Sumpah!!), tapi "sugesti berlebihan" dari orang-orang aja yang ngebuat ane mau nggak mau jadi ikut-ikutan "menyanjung diri sendiri".

Sebenernya, ane bisa aja tetap mempertahankan semuanya, dan tetep jadi "mentereng" dengan semua itu. Baru lulus dengan IPK di atas 3, belum punya tanggungan tapi punya kerjaan dengan gaji diatas 1 juta, dan tatapan iri orang-orang sekitar rumah waktu ane berangkat kerja. "Wah, sibuk terus. Liputan kemana nih hari ini mas. Mbok ya aku diajak kalau ketemu artis..."
Tapi…, halaaahh, mereka tau apa sih emangnya?! Mereka tahunya tulisan2 ane seperti oscar, grammy, soundrenaline, peterpan, dll dimuat di koran segede jawa pos. Mereka tahunya ane berangkt liputan ke Padang, Bali, Jogja, dll, dan mereka kemudian menganggap ane hebat, banyak duit, berwawasan luas. IT’S SUCKS!!!

Mereka mana tahu kalau setiap hari ane berhadapan dengan situasi sampah yang menganggap manusia juga seperti sampah. Mereka mana ngerti kalau ane stres karena nyokap memelas ke ane hanya sekedar untuk minta dianter ke pengajian. (Parahnya, ane bukannya nggak punya waktu, tapi hanya sekedar bad mood setelah di kantor, kursi ane ditendang plus door prize kata JANCOK!!). Mereka mana ngerti kalo ane sebenernya PARANOID?!

Ane bosen merasa cemas dan takut ketika telepon ane bergetar dan menunjukkan +6231829xxx, seakan ane baru aja memperkosa cewek, membunuh, dan membuangnya ke sumur! Ane capek miris…, ngelihat satpam kantor menghampiri meja ane, menjabat tangan ane dan berpamitan, "Yaz, maafin pak XXX ya kalo ada salah." Dipecat gara-gara masalah yang menurut ane super duper sepele (entah kalo menurut orang kaya macam mereka). Padahal selain jadi satpam, tuh bapak rela jual makanan yang dijajakannya bersama anak perempuannya ke orang-orang redaksi hanya untuk mencari tambahan beberapa ribu rupiah. Kebayang nggak sih ente gimana dia harus menjelaskan ke anak istrinya kalau dia dipecat. "Bu, bapak ded ddd….di..dipecat…." lalu istrinya hanya menangis karena tak sanggup dan tak tega bertanya tentang…"kita besok makan apa pak?"

Ane lelah marah, ngelihat temen-temen ane dianggap tai, dilempar buntelan kertas, ditendang kursinya, dicaci maki, diinjak-injak, lalu "DIBELI" lagi dengan makan di restoran!!! AAARRRRGGHH!!! IT"S SUCKS!!! YA, IT"S SOO SUCKS!!!!
Bilang ane cengeng, bilang ane terlalu sensitif, bilang ane sok idealis, mental tempe, nggak tau diuntung, atau apa aja. Tapi ane tahu betul ane nggak bisa bertahan dengan situasi sampah macam itu. Ane tahu betul ane rela ngirit, melepas "status keren" sebagai wartawan, atau berbagai resiko lain, termasuk harus susah payah cari kerja lagi. Ane rela menanggungnya untuk menghilang dari situasi sampah itu… Ane justru ngerasa goblok kalo harus terus bertahan

Soal kerja?! Ane bersyukur bisa merasakan bagaimana susahnya cari kerja, karena mungkin dengan begitu ane bisa lebih menghargai kerjaan ane ntar. Ane seneng karena merasa begitu gembira ketika ngelihat nama ane tercantum dalam web site trans TV sebagai pelamar yang akan dites tanggal 18 Maret besok. (Padahal baru dipanggil tes doang, sementara saingan sampe hari ini uda mencapai 400 orang!!). Ane bersyukur bisa nganter nyokap pengajian, dan ane bersyukur bisa lebih sering melihat sore…..

I think my soul is so stupid, membiarkan diri ane sendiri terlalu lama berada dalam situasi sampah seperti itu…………..

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites