Kami duduk di bangku paling pojok cafe itu. Saya sibuk telepon, Sony sibuk SMS, Slash sibuk mesbuk. Kami sibuk dengan para wanita yang tak ada di hadapan kami. Puluhan orang yang ada di tempat itu sepertinya juga melakukan hal yang sama. Sibuk dengan gadget nya.
Bosan, saya matikan telepon, lalu tertawa. Bukan karena wanita, tapi teknologi yang menggila.
Masih begitu melekat di ingatan saya tentang uang recehan yang begitu berharga di jaman SMA. saya mengumpulkan begitu banyak uang pecahan 100 atau 200 untuk kemudian membawanya ke telepon umum untuk menelponnya. Teknologi telepon rumah memang sudah ada, tapi itu tak bisa memenuhi kebutuhan privasi saya untuk berkata-kata mesra dengannya. Sekali pergi ke telepon umum, saya bisa menghabiskan 15-20 keping uang 100-an.
Saya juga pernah sangat iri dengan seorang kakak kelas yang menggantungkan pager di sela ikat pinggangnya. "Ah, pager itu... Pasti tak perlu punya banyak uang receh untuk bisa lebih banyak merayunya," pikir saya waktu itu.
Masih lekat juga di memori saya ketika Sony meminta saya menemaninya untuk memberikan surat cinta pada gadis pujaannya, sepulang sekolah. saya ingat betul warna merah di muka Sony ketika berujar, "Tik, ini surat buat kamu." lalu kabur, berlari sekencang-kencangnya meninggalkan rasa malu yang masih tertempel di surat itu.
Saya juga tertawa ketika mengingat wajah panih Eko a.k.a Slinting, sahabat saya lainnya, ketika menemaninya menunggu tukang pos datang mengambil surat di bis surat pinggir jalan. Sebelumnya, ia telah memasukkan sebuah surat untuk wanita yang diincarnya. Tapi belakangan, ia berniat membatalkan. "Gak sido, gak sido... Aku isinn. Yo opo ikkiii??" Tak ada cara lain kecuali menunggu tukang pos datang ke bis surat tersebut. Hahahahahah....
Belum sempat beli pager, kami telah menikmati teknologi komunikasi nirkabel: handphone. Belum sempat bengkak jempol kami SMS an, kami harus cepat-cepat bergaul dengan teknologi lainnya: internet.
Saya masih ingat betapa bego muka saya ketika baru saja bekerja di sebuah perusahaan dan sang supervisor mengharuskan semua kru nya memiliki email dan bergabung di milis perusahaan. Masih terasa juga betapa ribetnya kerja saya ketika kamera kantor masih menggunakan negative film. Saya harus meminta 2-3 rol film di petugas cetak yang wajahnya jutek, setiap akan liputan. Lalu setelahnya, mencetaknya di studio kantor. ahh.., paniknya saya ketika ternyata semua foto tak bagus hasilnya. Angle nya nggak bagus atau rol filmnya tak berputar secara sempurna. Tenaga masih harus dikeluarkan karena foto itu harus di scan untuk dimasukkan komputer. Setahun kemudian... studio cetak foto ditutup.. welcome digital camera!! Seisi kantor sumringah! terutama fotografernya...
Kini.., internet merajalela. Dan itu memberikan sumbangan yang signifikan terhadap dunia percintaan. Begitu mudah menumbuhkan dan mengekspresikan rasa cinta lewat teknologi ini. Seorang teman kerja, berkenalan dengan pacarnya lewat friendster. Teman saya di Surabaya, pacarnya di Jakarta, dan memutuskan kopi darat di Jogja. Kini mereka menikah dan kini sudah punya satu anak. Saya membayangkan anaknya diberi nama Netty Wifirda. Artinya anak dari hasil hubungan internet dengan koneksi wifi, hihi.
Friendster hancur, kini facebook bikin mabuk. Kita bisa tahu dia sedang apa, apa saja yang dilakukannya, kenal teman-temannya, atau memberikan gift supaya sok2an romantis. Semua juga bisa dilakukan di mana saja, termasuk di cafe ini. Dengan laptop atau handphone. Handphone? kini juga ada blackberry yang bikin saya sebel sama lottie, temen kantor, karena sibuk mesbuk atau YM an bahkan ketika kami jalan ke kamar mandi.
Demi masa, begitu cepat jaman berganti. Dan saya merasa beruntung menjadi saksi atas semua ini dan mengenang masa klasik yang asik. Apalagi setelah ini? saya akan mengirim surat lagi untuk Tuhan untuk memperpanjang usia saya agar bisa melihat dan merasakannya. Dan untuk berkomunikasi dengan Tuhan, rasanya tak perlu perubahan teknologi...
Ps : Thx untuk mbak ira yang bikinin saya email, thx buat oca yang ngenalin saya blog, dan lottie yang memaksa saya untuk bikin facebook supaya bisa ngirim gift buat menuhin boxes nya.
6 comment:
Waktu cepat berlalu, perkembangan selalu ada ... fiuuhh... semoga kita yang muda2 ini bisa terus up to date sama perkembangan2 ini ... eh bentar, apa hubungannya sama surat cinta ya ?? :D hihihi ...
Jadi inget waktu kuliah pernah ngasih surat cinta sama seorang cowok, hahahahaha
ya kangen aja gitu fen sama jaman-jaman klasik kayak surat cinta.. lucu banget kan yah..
kamu blm seberapa fen.. aku dulu pernah ngirim surat cinta waktu masih SD. Sok2an romantisnya.. aku nyebut dia little missy, terus aku dipanggil rudolfo... bbwahhhaaahahahahahahahahahahahahahaha.
Teknologi sekarang sih ga asik.. terlalu gampang dan mudah... heheh.
Bapakku jg bilang, dulu tuh ya.. lihat genteng rumahnya aja udah seneeeng bangett!! gyahahahah
iyo jeh aku yo pernah kirim surat cinta jaman sma... nulise sampe entek kertas uakeh gara2ne mek pengen perfect bin romantis. ngekeknone ndal-ndul...kudu dikekno kudu nggak.... isin puoll. opo maneh aku yo gowo mawar. gowone tak delikno nang buri klambi.koyok sinetron2... cok isin yo nek iling iku hihihi...
hakakakaka... kon sadar gak lek ritual ngasih mawar iku sekarang telah diwakilkan ke facebook? kita bisa ngirim gift ke siapapun tanpa perjuangan apa pun... ahh.. romantisme virtual, hahah.
halah...ngki aku nang jakarta tak kirimi surat cinta kon, pakai pos biar romantis piye?
mau lagi mencoba bermain sahabat pena?
sumpah yo!! yo wes.. ngkok aku kasih tau alamatmu, tar ta kirimin surat. Ga oleh berkomunikasi SMS an ato fesbuk! awas kon gak mbok bales.. hahah.. hidup PT pos indonesia!!!
Post a Comment