Apa yang lebih indah dari sore? Tak ada. Tapi kuning keemasan yang ia pandangi dan tanah basah yang ia pijaki, tak membuat hati Bintang berhenti memikirkan keindahan lainnya: Malam.
Kini ia memang lebih mencintai malam. Karena malam selalu ditemani bulan, dan bulan selalu seiring dengan bintang. Meski terkadang keduanya tertutup awan.
Sudah setengah jam Bintang duduk di teras rumahnya yang asri dan penuh tanaman hasil tangan dingin ibunya, tapi tak ada hal lain yang ada dalam pikirannnya kecuali bulan. Ia ingin sekali melihat bulan yang berselimut awan senja. Melihat alam raya berubah dari merah ke hitam. Perlahan, dari detik ke detik. Itu saja.
Ia jambaki rambut ikal miliknya, pelan. Tak tahu harus berbuat apalagi selain itu. Bintang merasa Tuhan terlalu lama mengabulkan impiannya sore itu untuk melihat bulan.
Bulan.. oh, bulan.. tak tahukah kau sedang ditunggu bintang? Tuhan, tolong berikan ia malam. Itu saja.
4 comment:
udah di publish..wawawa
minta tanda tangan dong
di tanda tangani di bagian tubuh yang mana mbun?? huahahahh
eh, "rindu malam" itu bakso langgananku di Gunung Dari loh, daz :D hehehehe
@fenty : oh iyya tahh?? jangkrik, aku wes bangga tak kiro iku original pakkk.... huakakakakak. Jangan2 aku ngkok dituntut royalti mbek tukang bakso iku ... hahahahah
Post a Comment