Transportasi dan Transformasi Budaya

Boleh jadi, masalah kebangsaan kita -termasuk transportasi- adalah masalah "human being". Ego untuk mendapat hal-hal "material" untuk diri kita sendiri.

PLN, DBL, dan Pasar Atom

Dahlan sukses di PLN karena kendali komunikasi, DBL besar (salah satunya) karena JP, Atom menang bersaing karena (salah satunya) media internal.

Rindu, Keju, dan Bokong

kenapa bagian bawah punggung kita dimakan bokong? Kenapa tidak keju? Kenapa keju tidak dinamakan bokong saja? Kenapa?.

Realita Cinta, (Pipis), dan Rock n Roll

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara cinta dan kebelet pipis. Keduanya mendesak, top number 1, dan menimbulkan efek suara yang sama: Ahhh..

Cerita Berambut

Dulu, saya benci sekali potong rambut. Selalu meras lebih pede dan "dapet gaya" dengan rambut gondrong. Demi masa, begitu cepat waktu berlalu.

Saturday, July 02, 2011

Tentang (Blog) Saya


Selamat berjumpa kembali. Setelah tidak menulis untuk blog ini selama berbulan-bulan lamanya, agaknya saya harus sadar diri bahwa saya bukan penulis yang baik. Seorang penulis yang baik akan menulis seperti ia menghirup udara. Ia butuh menulis, kapan pun, dimana pun.

Saya tidak seperti itu. Saya membutuhkan cukup rangsangan untuk akhirnya memutuskan menulis. Kadang terangsang, tapi tetap juga tidak menulis.

Kenapa begitu? Karena saya menulis di blog ini bukan untuk orang lain, tapi untuk diri saya sendiri. Jadi kalau tidak ada yang membaca tulisan ini, ya tidak apa-apa, karena sebenarnya saya memang sedang berbicara dengan diri saya sendiri. Tapi bulshit lah kalau saya tidak senang jika banyak yang membaca tulisan saya, karena kalau ada orang lain yang menikmati pembicaraan saya dengan diri saya sendiri, ya itu kesenangan dan kebanggaan tersendiri.

Lalu apa perlunya bicara pada diri sendiri? Jawabnya adalah untuk menertawakan diri sendiri. Banyak sekali tulisan saya yang sebenarnya merefleksikan kebodohan dan ketidaktahuan saya akan banyak hal. Tentang Tuhan, tentang hidup, tentang cinta, tentang apa saja. Setelah menulis, saya sering kali baru sadar bahwa yang saya olok-olok dalam tulisan saya itu adalah saya sendiri. Lalu tertawalah saya pada diri sendiri.

Dengan menulis, saya belajar bahwa ada begitu banyak hal yang harus saya lakukan. Ada banyak hal yang harus saya pikirkan dan segera harus dimengerti. Saya jadi menyadari bahwa saya tidak tahu apa-apa tentang Tuhan, saya tidak tahu apa-apa tentang hidup, saya tidak tahu apa-apa tentang cinta, dan bahkan saya tidak tahu apa-apa tentang diri saya sendiri. Karena sering kali saya baru menyadari kekurangan diri sendiri setelah selesai menulis!

Coba lihat tulisan berjudul “Transportasi dan Transformasi Budaya”, “Realita Cinta, (Pipis) dan Rock & Roll”, “Rindu, Keju, dan Bokong”, “Tebak Nama”, “Big Match: Setan vs Malaikat Kebaikan”, “Bawakan Aku Surat Cinta”, “Cerita Berambut”, dll. Itu semua adalah cara saya menertawakan diri saya sendiri.

Yang saya olok-olok sebagai orang yang tak pernah sholat jamaah Shubuh di majid dekat rumah dalam “Transportasi dan Transformasi Budaya” itu ya saya. Yang tidak dapat menggunakan logika dan mengedepankan nafsu dalam “Realita Cinta, (Pipis) dan Rock n’ Roll”, ya saya ini. Yang tidak menyadari bahwa umur itu begitu cepat berjalan dan tidak menyadari bahwa kematian semakin dekat setiap detiknya dalam “Bawakan Aku Surat Cinta”, ya saya… iya, saya…, kamuu!! Ya kamuu, Diazzz!!!!!!

Hhh… baiklah. Cukup sudah obrolan dengan saya. Sebenarnya saya ingin berbicara lebih banyak dengan diri saya sendiri tentang sebuah hal. Tapi, saya harus berkompromi dengan diri sendiri juga. Makan, lalu istirahat. Selamat malam untuk diri saya sendiri, dan mungkin beberapa teman dan kerabat yang mampir ke blog ini.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites